BUDAYA MENYONTEK LAHIRKAN BUDAYA KORUPSI

OPINI_HERU
Heru B Setyawan penulis opini dengan judul “Budaya Menyontek Lahirkan Budaya Korupsi”. (FOTO : IST)

Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati & Aktivis Pendidikan)

PENGERTIAN menyontek dapat diartikan sebagai segala macam kecurangan yang dilakukan pada saat tes dengan cara-cara yang bertentangan dengan peraturan dalam memperoleh suatu keuntungan.

Yaitu memperoleh jawaban untuk mendapatkan nilai yang lebih baik dibandingkan nilai yang mungkin diperoleh dengan kemampuan sendiri.

Advertisement

Dikalangan peserta didik dan mahasiswa/i budaya menyontek ini dianggap biasa dan lumrah, wah ini sangat berbahaya dan salah besar bro.

Karena kecurangan dan ketidakjujuran dalam bentuk menyontek dianggap biasa padahal ini salah dan haram.

Ini salah satu kesalahan dari sistem pendidikan di Indonesia selama ini yang tidak mementingkan masalah akhlak, karakter, dan adab (sopan santun).

UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menyatakan bahwa tujuan pendidikan Nasional yaitu :

Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Baca Juga :  NONGKRONG ADALAH AWAL KENAKALAN PELAJAR

Tapi dalam praktiknya dilapangan pendidikan di Indonesia lebih mementingkan pengetahuan dan hasil.

Meski ada usaha untuk terus memperbaiki diri dengan adanya  Kurikulum Berbasis  Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kurikulum 2013 dan yang terakhir Kurikulum Merdeka.

Karena kebanyakan pelajar dan mahasiswa/i mementingkan hasil dalam memperoleh nilai saat ulangan atau ujian.

Maka tidak mengherankan segala cara dilakukan untuk memperoleh nilai yang tinggi meski dengan berlaku curang dan tidak jujur yaitu lewat menyontek atau kerjasama dengan temannya.

Atau yang lebih ekstrim ada yang membeli soal bocoran lewat oknum guru atau oknum panitia ujian demi mendapatkan nilai yang besar.

Mengapa peserta didik dan mahasiswa nekat melakukan menyontek? Penyebabnya banyak bisa karena mereka tidak siap ujian, tidak percaya diri, takut gagal, mementingkan hasil, menghalalkan segala cara dan tidak ada jiwa religius, yaitu bangga jika berlaku jujur.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Dijadwalkan Buka Munaslub APEKSI di Kota Bogor

Biasanya saat orang berbuat salah (menyontek) mereka lupa akan Tuhan atau saat orang berbuat dosa, maka imannya hilang untuk sementara.

Jika saat sekolah sampai kuliah bahkan sampai bekerja mereka terbiasa dengan kecurangan dan ketidakjujuran.

Maka saat jadi pejabatpun mereka terbiasa dengan kecurangan dan ketidakjujuran alias melakukan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Maka jangan anggap enteng masalah budaya menyontek ini jika kita biarkan, karena budaya menyontek bisa melahirkan budaya korupsi. Jayalah Indonesiaku. ***

 

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp TIMETODAY WA CHANNEL

=========================================================