TIMETODAY.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan analisa terkait cuaca panas di Jabodetabek dan beberapa wilayah Indonesia.
Berdasarkan analisis, sebagian wilayah Indonesia bagian selatan ekuator mulai memasuki periode peralihan musim (Pancaroba).
Hal itu berdampak pada kondisi cuaca yang umumnya cerah berawan pada pagi hari dengan potensi hujan siang atau sore hari.
Baca Juga: Suhu Udara di Yogyakarta Capai 33 Derajat, BMKG : Tidak Terkait Aktivitas Vulkanik
Dalam keterangannya, Jumat 24 Maret 2023, Kasubid Prediksi Cuaca BMKG, Dr Ida Pramuwardani menerangkan bahwa pada 21 Maret lalu, matahari berada pada musim kemarau, hal itu memicu perubahan pola angin.
Akibatnya, kata Ida Indonesia bagian tengah lebih banyak menerima sinar matahari berlebih dan berdampak pada angin monsun Australia yang membawa massa udara kering.
Bukan itu saja, minimnya tutupan awan dan rendahnya kelembapan udara di wilayah Jakarta pada pagi hingga menjelang siang hari juga mendukung optimalisasi penyinaran matahari di wilayah Jakarta pada waktu-waktu tersebut.
Baca Juga: BMKG Umumkan Daerah yang Akan Dilanda Musim Kemarau pada 2023
"Ketika memasuki bulan Ramadan, sebagian besar wilayah Indonesia memasuki wilayah Pancaroba, di mana suhu panas pada pagi hingga siang hari, serta munculnya awan konvektif di sore hingga menjelang malam yang membawa hujan disertai kilat dan angin kencang sesaat secara umum cenderung sering terjadi pada bulan tersebut," bebernya.
Kondisi tersebut, sambung Ida memicu kondisi suhu cukup terik pada siang hari di Jabodetabek dan beberapa wilayah Indonesia lainnya.
Sementara, dalam periode pancaroba pada bulan Maret hingga April, BMKG memprakirakan potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi seperti waterspout, puting beliung, hujan lebat disertai kilat dan angin kencang.
Baca Juga: BMKG Mendeteksi Adanya 18 Titik Panas di Kalimantan Timur
Dengan demikian, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kondisi tubuh untuk menghadapi kondisi cuaca di musim peralihan.***
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Artikel Terkait
April Hingga Mei 2023 Diprediksi Kemarau, BMKG Ingatkan Pemerintah Daerah Waspada Karhutla
BMKG Pastikan Tidak Ada Kaitan Antara Gempa Turki dengan Selatan Banten
BMKG Ungkap Penyebab Terjadinya Gempa Turki Magnitudo 7.8
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati Memprediksi Kemarau Terjadi Bulan Mei hingga September 2023
BMKG : Wilayah Pulau Bali Status Siaga, Waspada Gelombang Tinggi
Indonesia Ancaman Krisis Air, BMKG Imbau Masyarakat Tampung Air Hujan di Wilayah Kekeringan
Penjelasan BMKG Soal Penundaan Kualifikasi F1 PowerBoat 2023, Race Director F1H2O Kibarkan Bendera Merah
Peringatan Dini BMKG Soal Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah Indonesia Dalam Sepekan Kedepan
BMKG Mendeteksi Adanya 18 Titik Panas di Kalimantan Timur
Perinatan Dini BMKG, Potensi Hujan dan Angin Kencang di Wilayah Jakarta dan Kota Bogor
BMKG Umumkan Daerah yang Akan Dilanda Musim Kemarau pada 2023
Suhu Udara di Yogyakarta Capai 33 Derajat, BMKG : Tidak Terkait Aktivitas Vulkanik